English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
Rabu, 26 Januari 2011

matrix | di Rabu, Januari 26, 2011

Pentingan Sebuah Ilmu

Belasan abad sudah sejak lahirnya islam yang di bawakan oleh rosul yang benama Muhammad. Dan sejak itu pula terhapuslah sebuah era yang dikatakan sebagai era kerusakan moral, sebuah zaman yang disebut sebagai zaman jahiliyah. Selama ini zaman jahiliyah kita kenal sebagai zaman yang penuh kerusakan serta rusaknya segala segala tata hukum dan budaya, tetapi seberapa sesatkah zaman ini sehingga memperoleh julukan zaman kebodohan.
Menurut yang di gambarkan oleh KH. Abdul Wachid Hasyim, zaman jahiliyah adalah zaman ketika yang kuat memakan yang lemah, sedang yang lemah sama sekali tidak mendapat perlindungan, bahkan digencet dan ditindas.Kaum perempuan di dalam masyarakat jahiliyah dianggap barang dagangan yang bpleh diperjual-belikan. Bahkan jika seorang bapak meninggak, maka anaknya yang laki-laki, selain mewarisi barang-barang peninggalannya, juga mewarisi istri bapaknya, seakan-akan janda bapaknya termasuk barang inventaris yangboleh di lelang dan dimasukkan advertensi.
Di dalam masyarakt jahiliyah, keluhuran martabat seorang diukur menurut kecakapannya menindas. Makin pandai ia menindas maka ia akan mendapat kedudukan dan penghormatan. Disamping itu, keluhuran juga diukur dari kepandaiannya berlaku curang dan berkhianat. Di dalam suasana hidup ala jahiliyah itu, dimana penindasan dan kecurangan menjadi dasar tiap-tiap orang yang ingin naik dan meningkatkan derajat yang tinggi, tentu tidak ada jalan kecuali menjilat dan menjual muka.
Setelah kita membaca penggambaran di atas, kita bisa sedikt melihat apa yang terjadi di zaman jahiliyah dulu, tentunya dengan mudah kita dapat mengimajinasikan perkara-perkara di atas. Mengapa..?, karena kondisi yang tak jauh berbeda terulang dizaman kita. Wanita seperti barang remeh layaknya Prostitusi, yang kuat menindas yang lemah seperti kapitalisme dan kasus bunuh-membunuh setiap hari dapat ditemukan di media. Setujukah kita jika zaman ini disebut jahiliyah part II..?.
Jika 14 abad lalu Islam datang menghapus kejahiliyahan, pastinya sekarang juga ada yang akan berperan sebagai penyembuh untuk mengobati orang-orang yang ‘sakit’. Tidak salahkah jika kita menunjuk pondok pesantren sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk memperbaiki zaman ini, dengan melihat dari sisi bahwa lembaga pendidikan yang diasuh negara terkesan kurang mumpuni dalam menjadikan produk manusia yang berorientasi membangun dan memberikan, bukan untuk mendapatkan atau memperoleh yang kedua maknanya sangat erat dengan materi.

“Ilmu tanpa agama adalah Buta,
Agama tanpa ilmu adalah lumpuh”

Sepotong pepatah populer dari Albert Einstein ini mungkin dapat memberikan sedikit gambaran mengenai keadaan zaman ini yangoleh Emha Ainun Najib diistilahkan Ultra Jahiliyah. Kebutaan akan Benar ataupun Salah, hak dan kewajiban, belakangan ini bila kita perhatikan, selalu dilakukan oleh orang berilmu alias pintar. Tidak ada yang menyangkal bahwa para pemimpin dan orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi itu bodoh, alias mereka jelas berilmu, tetapi anehnya justru mereka itulah yang melakukan tindak kebodohan(jahiliyah).
Telah banyak orang yang buta di negeri ini. Setiap hari mereka meng-expose diri mereka di layar kaca, mulai dari tindakan korupsi, politik praktis, penyelewengan hak kewajiban, sampai hak gender yang di omongkan ngalor-ngidol tanpa ada konklusi yang disepakati. Bukankah lagi-lagi orang pintar yang membuat gonjang-ganjing di negeri ini..?
Kelumpuhan juga bukanlah hal yang jarang ditemui. Mobilitas para pemuka agama (baca;kyai) juga banyak yang tidak greget, ruang lingkup yang hanya berkutat pada ilmu perpidatoan dinilai kurang mencakup seagala aspek pendekatan bagi masyarakat. Dalam kekinian dibutuhkan pendekatan dengan cara melihat apa ‘menu’ yang sesuai selera dan pola konsumsi dakwah mereka sehari-hari. On the Road misalnya, metode sepeti yang dilakukan Gus Miek untuk menghadapi sasaran dakwanya melalui pendekatan face to face.
Artikel ini mencooba untuk memberikan gambaran figur sukse sebenarnya, yang tidak buta juga tidak lumpuh. Melalui artikel-artikel yang menyorot beberapa titik plot dari islam, mulai dari puncak kejayaannya, hingga kedunia islam di Indonesia saat ini, yan di titik beratkan pada pesantren, sebagai bukti nyata bahwa figur yang menyeimbangkan agama-ilmu benar-benar mengantarkan pada sosok working-class hero yang sebenarnya.
Dengan segala keterbatasan, kami tidak dapat menciptakan artikel yang benar-benar artikel. Artikel ini tak lebih dari kumpulan pemikiran dari intrapesantren sendiri yang mungkin tidak bisa memotret sisi pesantren secara objektif, tajam dan akurat.

Posting Komentar

Minggu, 23 Januari 2011

matrix | di Minggu, Januari 23, 2011

Azab n cobaan itu berbeda. Kalu azab itu sifatnya sudah gag bisa di timbang2 lagi, maksudnya qt sebagai manusia sudah gag bisa menghindar lagi darinya, azab itu sudah tersusun di lauhil mahfuz. Walau qt mau lari kemnapun jika memang azabnya sudah di tentukan di lauhil mahfuz sana ya tetep aj gag bisa. Spt contoh azab yg ada di Indonesia itu tsunami di Aceh, tsunami di pangandaran. Kalu contoh lainnya yg bisa mudah di mngerti spt film buatan Hollywod sana. Final destination. Yg menceritakan tentang rantai kematian yg mana sudah tersusun akan kematian peran perannya satu demi satu. Azab dah gag bisa di tawar2 lagi...

Kalu cobaan itu sifatnya baik bagi muslim spt qt. Pada saat qt di beri cobaan atau ujian oleh Allah berarti Allah itu sayang pada kita. Knapa? Dsaat qt di beri cobaan pastinya qt kan lebih bersungguh sungguh lagi dalam menjalani n mengatur alur kehidupan kita hingga lebih baik lagi...
Seperti firman Allah dalam suarat al baqarah ayat 155-157.

155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Nah dapat qt simpulkan. Bahwa azab n cobaan sanagt jauh perbedaannya...
Syirik atau menyekutukan Allah adalah sesuatu yang amat diharamkan dan secara mutlak ia merupakan dosa yang paling besar. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa yang paling besar (tiga kali) ? mereka menjawab : ya, wahai Rasulullah ! beliau bersabda : menyekutukan Allah” (muttafaq ‘alaih, Al Bukhari hadits nomer : 2511)

Setiap dosa kemungkinan diampuni oleh Allah Subhanahu wata’ala, kecuali dosa syirik, ia memerlukan taubat secara khusus, Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya (An Nisa : 48)

Di antara macam syirik adalah syirik besar. Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan, jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.

Di antara kenyataan syirik yang umum terjadi di sebagian besar negara-negara Islam adalah:

Menyembah Kuburan

Yakni kepercayaan bahwa para wali yang telah meninggal dunia bisa memenuhi hajat, serta bisa membebaskan manusia dari berbagai kesulitan. Karena kepercayaan ini. mereka lalu meminta pertolongan dan bantuan kepada para wali yang telah meninggal dunia, padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia (Al Isra’ :23)

Termasuk dalam kategori menyembah kuburan adalah memohon kepada orang-orang yang telah meninggal, baik para nabi, orang-orang shaleh, atau lainnya untuk mendapatkan syafaat atau melepaskan diri dari berbagai kesukaran hidup. Padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? (An Naml : 62)

Sebagian mereka, bahkan membiasakan dan mentradisikan menyebut nama syaikh atau wali tertentu, baik dalam keadaan berdiri, duduk, ketika melakukan sesuatu kesalahan, dalam setiap situasi sulit, ketika di timpa petaka, musibah atau kesukaran hidup.

Di antaranya ada yang menyeru : ” ahai Muhammad.” Ada lagi yang menyebut  :”Wahai Ali”. Yang lain lagi menyebut : “Wahai Jailani”. Kemudian ada yang menyebut : “Wahai Syadzali”. Dan yang lain menyebut : “Wahai Rifai. Yang lain lagi : “Al Idrus sayyidah Zainab, ada pula yang menyeru : “Ibnu ‘Ulwan dan masih banyak lagi. Padahal Allah telah menegaskan:

“Sesungguhnya orang-orang yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu” (Al A’raaf : 194)

Sebagian penyembah kuburan ada yang berthawaf (mengelilingi) kuburan tersebut, mencium setiap sudutnya, lalu mengusapkannya ke bagian-bagian tubuhnya. Mereka juga menciumi pintu kuburan tersebut dan melumuri wajahnya dengan tanah dan debu kuburan. Sebagian bahkan ada yang sujud ketika melihatnya, berdiri di depannya dengan penuh khusyu’, merendahkan dan menghinakan diri seraya mengajukan permintaan dan memohon hajat mereka. Ada yang meminta sembuh dari sakit, mendapatkan keturunan, digampangkan urusannya dan tak jarang di antara mereka yang menyeru : Ya sayyidi aku datang kepadamu dari negeri yang jauh maka janganlah engkau kecewakan aku. Padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tidak dapat memperkenankan (do’anya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do’a mereka”. (Al Ahqaaf : 5)

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Barang siapa mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah niscaya akan masuk neraka (HR Bukhari, fathul bari : 8/176)

Sebagian mereka, mencukur rambutnya di pekuburan, sebagian lagi membawa buku yang berjudul : Manasikul hajjil masyahid (tata cara ibadah haji di kuburan keramat). Yang mereka maksudkan dengan  masyahid adalah kuburan kuburan para wali. Sebagian mereka mempercayai bahwa para wali itu mempunyai kewenangan mengatur alam semesta, dan mereka bisa memberi madharat dan manfaat. Padahal Allah Tabaroka wata’ala berfirman :

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemadharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya” (Yunus : 107)

Posting Komentar

matrix | di Minggu, Januari 23, 2011

It’s hard for me to say the things

I want to say sometimes

There’s no one here but you and me

And that broken old street light

Lock the doors

We’ll leave the world outside

All I’ve got to give to you

Are these five words when I



Thank you for loving me

For being my eyes

When I couldn’t see

For parting my lips

When I couldn’t breathe

Thank y...ou for loving me

Thank you for loving me



I never knew I had a dream

Until that dream was you

When I look into your eyes

The sky’s a different blue

Cross my heart

I wear no disguise

If I tried, you’d make believe

That you believed my lies



Thank you for loving me

For being my eyes

When I couldn’t see

For parting my lips

When I couldn’t breathe

Thank you for loving me



You pick me up when I fall down

You ring the bell before they count me out

If I was drowning you would part the sea

And risk your own life to rescue me

Solo



Lock the doors

We’ll leave the world outside

All I’ve got to give to you

Are these five words when I



Thank you for loving me

For being my eyes

When I couldn’t see

You parted my lips

When I couldn’t breathe

Thank you for loving me



When I couldn’t fly

Oh, you gave me wings

You parted my lips

When I couldn’t breathe

Thank you for loving me

Posting Komentar

matrix | di Minggu, Januari 23, 2011

Awal kelahiran pondok pesantren tidak ada yang tahu pasti. Namun, di bawah ini akan dibeberkan sekilas asal mula pesantren dari berbagai sumber.
Bermula dari datangnya seorang waliyullah, Sunan Maulana Malik Ibrahim ke tanah jawa, tepatnya daerah Gresik. Disana beliau berdakwah, mengurai makna-makna Al-qur’an, sehingga bisa dipahami masyarakat awam. Karena kesederhanaan dan kepintaran beliau mengambil hati masyarakat yang waktu itu masih berbudaya Hindu, sedikit demi sedikit pengikut beliau bertamabah. Bahkan, sebagaian dari mereka datang dari daerah yang cukup jauh dari kediaman sang Sunan. Walhasil, Sunan Maulana Ibrahim, membuat beberapa Gothakan (kamar) sebagai tempat menginap bagi mereka, yang dalam bahasa arab disebut funduk, yang akhirnya istilah ini bertransformasi menjadi Pondok.
Namun, menurut sumber lain, Pesantren adalah hasil perjuangan dari Raden Rahma (Sunan Ampel) yang waktu itu mendirikan pondokan bagi murid-muridnya (baca:santri) yang berasal darir berbagai daerah, termasuk Raden Paku, putra bangsawa dari kerajaan Blambangan, Banyuwangi, yang kemudian lebih dikenal dengan Sunan Giri. Setelah beberapa tahun mendalami Islam di Ampedenta, santri-santri beliau kembali ke daerahnya masing-masing dan mulai ikut mensyi’arkan islam, tentunya dengan ciri khas yang diambil dair kepribadian Sunan Ampel. Penuh kesederhanaan dan tanpa sedikitpun menggunakan kekerasan dan paksaan. Dari sanalah pesantren kemudian berkembang dan terus mengalami kemajuan seiring Islam yang menguak, muncul dsan menyebar begitu pesat di Indonesia.
Menurut Navis dalam artikelnya “Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, pesantren mulai muncul pada akhir abad ke-18, dan mulai berkembang pada akhir abad ke-19. Pesantren yang diyakini paling awal berdiri menurut dia Navis adalah Pesantren Tegal Sari, Jawa Timur.
Adapun istilah pesantren sendiri berasal dari bahasa sangsekerta yang memperoleh wujud dan pengertian tersendiri dalam bahasa Indonesia. Asal kata san berarti orang baik (laki-laki) disambung tra berarti suka menolong, santra berarti orang baik yang suka menolong. Pesantren berarti tempat membina manusia menjadi orang baik. Sementara itu, Hatimur Jailani memberikan batasan pesantren adalah gabungan dari berbagai kata pondok dan pesantren. Istilah pesantren menurut beliau diangkat dari kata santri yang berarti murid, dan santri yang berarti huruf, sebab dalam pesantren inilah mula-mula santri mengenal huruf. Sedang istilah pondok berasal dari kata funduk (dalam bahasas arab) mempunyai arti rumah penginapan atau hotel.

Posting Komentar

Sabtu, 22 Januari 2011

matrix | di Sabtu, Januari 22, 2011

Cinta adalah perasaan istimewa yang dianugerahkan kepada manusia. Cinta menghidupkan jiwa. Cinta menjadikan seseorang bahagia dan merana pada masa yang sama. Sesiapa yang memahami cinta akan menjadi tuannya, bukan hambanya.
Cinta-cinta.info mengumpulkan pelbagai artikel, gambar, video dan segala yang berkaitan dengan cinta. Mudah-mudahan kita lebih mengenali cinta dan menguasainya, bukan dikuasainya.
Love is a special feeling given to humans. Love turned the soul. Love makes a person happy and miserable at the same time. Anybody who understand love will be the love’s master, not his servant.
cinta-cinta.info collecting various articles, images, videos and everything related to love. Hopefully we better recognize the love and master it, not mastered.

Posting Komentar

Rabu, 26 Januari 2011

Pentingnya Sebuah Ilmu

Pentingan Sebuah Ilmu

Belasan abad sudah sejak lahirnya islam yang di bawakan oleh rosul yang benama Muhammad. Dan sejak itu pula terhapuslah sebuah era yang dikatakan sebagai era kerusakan moral, sebuah zaman yang disebut sebagai zaman jahiliyah. Selama ini zaman jahiliyah kita kenal sebagai zaman yang penuh kerusakan serta rusaknya segala segala tata hukum dan budaya, tetapi seberapa sesatkah zaman ini sehingga memperoleh julukan zaman kebodohan.
Menurut yang di gambarkan oleh KH. Abdul Wachid Hasyim, zaman jahiliyah adalah zaman ketika yang kuat memakan yang lemah, sedang yang lemah sama sekali tidak mendapat perlindungan, bahkan digencet dan ditindas.Kaum perempuan di dalam masyarakat jahiliyah dianggap barang dagangan yang bpleh diperjual-belikan. Bahkan jika seorang bapak meninggak, maka anaknya yang laki-laki, selain mewarisi barang-barang peninggalannya, juga mewarisi istri bapaknya, seakan-akan janda bapaknya termasuk barang inventaris yangboleh di lelang dan dimasukkan advertensi.
Di dalam masyarakt jahiliyah, keluhuran martabat seorang diukur menurut kecakapannya menindas. Makin pandai ia menindas maka ia akan mendapat kedudukan dan penghormatan. Disamping itu, keluhuran juga diukur dari kepandaiannya berlaku curang dan berkhianat. Di dalam suasana hidup ala jahiliyah itu, dimana penindasan dan kecurangan menjadi dasar tiap-tiap orang yang ingin naik dan meningkatkan derajat yang tinggi, tentu tidak ada jalan kecuali menjilat dan menjual muka.
Setelah kita membaca penggambaran di atas, kita bisa sedikt melihat apa yang terjadi di zaman jahiliyah dulu, tentunya dengan mudah kita dapat mengimajinasikan perkara-perkara di atas. Mengapa..?, karena kondisi yang tak jauh berbeda terulang dizaman kita. Wanita seperti barang remeh layaknya Prostitusi, yang kuat menindas yang lemah seperti kapitalisme dan kasus bunuh-membunuh setiap hari dapat ditemukan di media. Setujukah kita jika zaman ini disebut jahiliyah part II..?.
Jika 14 abad lalu Islam datang menghapus kejahiliyahan, pastinya sekarang juga ada yang akan berperan sebagai penyembuh untuk mengobati orang-orang yang ‘sakit’. Tidak salahkah jika kita menunjuk pondok pesantren sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk memperbaiki zaman ini, dengan melihat dari sisi bahwa lembaga pendidikan yang diasuh negara terkesan kurang mumpuni dalam menjadikan produk manusia yang berorientasi membangun dan memberikan, bukan untuk mendapatkan atau memperoleh yang kedua maknanya sangat erat dengan materi.

“Ilmu tanpa agama adalah Buta,
Agama tanpa ilmu adalah lumpuh”

Sepotong pepatah populer dari Albert Einstein ini mungkin dapat memberikan sedikit gambaran mengenai keadaan zaman ini yangoleh Emha Ainun Najib diistilahkan Ultra Jahiliyah. Kebutaan akan Benar ataupun Salah, hak dan kewajiban, belakangan ini bila kita perhatikan, selalu dilakukan oleh orang berilmu alias pintar. Tidak ada yang menyangkal bahwa para pemimpin dan orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi itu bodoh, alias mereka jelas berilmu, tetapi anehnya justru mereka itulah yang melakukan tindak kebodohan(jahiliyah).
Telah banyak orang yang buta di negeri ini. Setiap hari mereka meng-expose diri mereka di layar kaca, mulai dari tindakan korupsi, politik praktis, penyelewengan hak kewajiban, sampai hak gender yang di omongkan ngalor-ngidol tanpa ada konklusi yang disepakati. Bukankah lagi-lagi orang pintar yang membuat gonjang-ganjing di negeri ini..?
Kelumpuhan juga bukanlah hal yang jarang ditemui. Mobilitas para pemuka agama (baca;kyai) juga banyak yang tidak greget, ruang lingkup yang hanya berkutat pada ilmu perpidatoan dinilai kurang mencakup seagala aspek pendekatan bagi masyarakat. Dalam kekinian dibutuhkan pendekatan dengan cara melihat apa ‘menu’ yang sesuai selera dan pola konsumsi dakwah mereka sehari-hari. On the Road misalnya, metode sepeti yang dilakukan Gus Miek untuk menghadapi sasaran dakwanya melalui pendekatan face to face.
Artikel ini mencooba untuk memberikan gambaran figur sukse sebenarnya, yang tidak buta juga tidak lumpuh. Melalui artikel-artikel yang menyorot beberapa titik plot dari islam, mulai dari puncak kejayaannya, hingga kedunia islam di Indonesia saat ini, yan di titik beratkan pada pesantren, sebagai bukti nyata bahwa figur yang menyeimbangkan agama-ilmu benar-benar mengantarkan pada sosok working-class hero yang sebenarnya.
Dengan segala keterbatasan, kami tidak dapat menciptakan artikel yang benar-benar artikel. Artikel ini tak lebih dari kumpulan pemikiran dari intrapesantren sendiri yang mungkin tidak bisa memotret sisi pesantren secara objektif, tajam dan akurat.

Minggu, 23 Januari 2011

perbedaan adzab dengan cobaan dan syirik

Azab n cobaan itu berbeda. Kalu azab itu sifatnya sudah gag bisa di timbang2 lagi, maksudnya qt sebagai manusia sudah gag bisa menghindar lagi darinya, azab itu sudah tersusun di lauhil mahfuz. Walau qt mau lari kemnapun jika memang azabnya sudah di tentukan di lauhil mahfuz sana ya tetep aj gag bisa. Spt contoh azab yg ada di Indonesia itu tsunami di Aceh, tsunami di pangandaran. Kalu contoh lainnya yg bisa mudah di mngerti spt film buatan Hollywod sana. Final destination. Yg menceritakan tentang rantai kematian yg mana sudah tersusun akan kematian peran perannya satu demi satu. Azab dah gag bisa di tawar2 lagi...

Kalu cobaan itu sifatnya baik bagi muslim spt qt. Pada saat qt di beri cobaan atau ujian oleh Allah berarti Allah itu sayang pada kita. Knapa? Dsaat qt di beri cobaan pastinya qt kan lebih bersungguh sungguh lagi dalam menjalani n mengatur alur kehidupan kita hingga lebih baik lagi...
Seperti firman Allah dalam suarat al baqarah ayat 155-157.

155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Nah dapat qt simpulkan. Bahwa azab n cobaan sanagt jauh perbedaannya...
Syirik atau menyekutukan Allah adalah sesuatu yang amat diharamkan dan secara mutlak ia merupakan dosa yang paling besar. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa yang paling besar (tiga kali) ? mereka menjawab : ya, wahai Rasulullah ! beliau bersabda : menyekutukan Allah” (muttafaq ‘alaih, Al Bukhari hadits nomer : 2511)

Setiap dosa kemungkinan diampuni oleh Allah Subhanahu wata’ala, kecuali dosa syirik, ia memerlukan taubat secara khusus, Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya (An Nisa : 48)

Di antara macam syirik adalah syirik besar. Syirik ini menjadi penyebab keluarnya seseorang dari agama Islam, dan orang yang bersangkutan, jika meninggal dalam keadaan demikian, akan kekal di dalam neraka.

Di antara kenyataan syirik yang umum terjadi di sebagian besar negara-negara Islam adalah:

Menyembah Kuburan

Yakni kepercayaan bahwa para wali yang telah meninggal dunia bisa memenuhi hajat, serta bisa membebaskan manusia dari berbagai kesulitan. Karena kepercayaan ini. mereka lalu meminta pertolongan dan bantuan kepada para wali yang telah meninggal dunia, padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia (Al Isra’ :23)

Termasuk dalam kategori menyembah kuburan adalah memohon kepada orang-orang yang telah meninggal, baik para nabi, orang-orang shaleh, atau lainnya untuk mendapatkan syafaat atau melepaskan diri dari berbagai kesukaran hidup. Padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? (An Naml : 62)

Sebagian mereka, bahkan membiasakan dan mentradisikan menyebut nama syaikh atau wali tertentu, baik dalam keadaan berdiri, duduk, ketika melakukan sesuatu kesalahan, dalam setiap situasi sulit, ketika di timpa petaka, musibah atau kesukaran hidup.

Di antaranya ada yang menyeru : ” ahai Muhammad.” Ada lagi yang menyebut  :”Wahai Ali”. Yang lain lagi menyebut : “Wahai Jailani”. Kemudian ada yang menyebut : “Wahai Syadzali”. Dan yang lain menyebut : “Wahai Rifai. Yang lain lagi : “Al Idrus sayyidah Zainab, ada pula yang menyeru : “Ibnu ‘Ulwan dan masih banyak lagi. Padahal Allah telah menegaskan:

“Sesungguhnya orang-orang yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu” (Al A’raaf : 194)

Sebagian penyembah kuburan ada yang berthawaf (mengelilingi) kuburan tersebut, mencium setiap sudutnya, lalu mengusapkannya ke bagian-bagian tubuhnya. Mereka juga menciumi pintu kuburan tersebut dan melumuri wajahnya dengan tanah dan debu kuburan. Sebagian bahkan ada yang sujud ketika melihatnya, berdiri di depannya dengan penuh khusyu’, merendahkan dan menghinakan diri seraya mengajukan permintaan dan memohon hajat mereka. Ada yang meminta sembuh dari sakit, mendapatkan keturunan, digampangkan urusannya dan tak jarang di antara mereka yang menyeru : Ya sayyidi aku datang kepadamu dari negeri yang jauh maka janganlah engkau kecewakan aku. Padahal Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tidak dapat memperkenankan (do’anya) sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do’a mereka”. (Al Ahqaaf : 5)

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Barang siapa mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah niscaya akan masuk neraka (HR Bukhari, fathul bari : 8/176)

Sebagian mereka, mencukur rambutnya di pekuburan, sebagian lagi membawa buku yang berjudul : Manasikul hajjil masyahid (tata cara ibadah haji di kuburan keramat). Yang mereka maksudkan dengan  masyahid adalah kuburan kuburan para wali. Sebagian mereka mempercayai bahwa para wali itu mempunyai kewenangan mengatur alam semesta, dan mereka bisa memberi madharat dan manfaat. Padahal Allah Tabaroka wata’ala berfirman :

“Jika Allah menimpakan sesuatu kemadharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya” (Yunus : 107)

..........?????????????..................

It’s hard for me to say the things

I want to say sometimes

There’s no one here but you and me

And that broken old street light

Lock the doors

We’ll leave the world outside

All I’ve got to give to you

Are these five words when I



Thank you for loving me

For being my eyes

When I couldn’t see

For parting my lips

When I couldn’t breathe

Thank y...ou for loving me

Thank you for loving me



I never knew I had a dream

Until that dream was you

When I look into your eyes

The sky’s a different blue

Cross my heart

I wear no disguise

If I tried, you’d make believe

That you believed my lies



Thank you for loving me

For being my eyes

When I couldn’t see

For parting my lips

When I couldn’t breathe

Thank you for loving me



You pick me up when I fall down

You ring the bell before they count me out

If I was drowning you would part the sea

And risk your own life to rescue me

Solo



Lock the doors

We’ll leave the world outside

All I’ve got to give to you

Are these five words when I



Thank you for loving me

For being my eyes

When I couldn’t see

You parted my lips

When I couldn’t breathe

Thank you for loving me



When I couldn’t fly

Oh, you gave me wings

You parted my lips

When I couldn’t breathe

Thank you for loving me

awal mula pondok pesantren

Awal kelahiran pondok pesantren tidak ada yang tahu pasti. Namun, di bawah ini akan dibeberkan sekilas asal mula pesantren dari berbagai sumber.
Bermula dari datangnya seorang waliyullah, Sunan Maulana Malik Ibrahim ke tanah jawa, tepatnya daerah Gresik. Disana beliau berdakwah, mengurai makna-makna Al-qur’an, sehingga bisa dipahami masyarakat awam. Karena kesederhanaan dan kepintaran beliau mengambil hati masyarakat yang waktu itu masih berbudaya Hindu, sedikit demi sedikit pengikut beliau bertamabah. Bahkan, sebagaian dari mereka datang dari daerah yang cukup jauh dari kediaman sang Sunan. Walhasil, Sunan Maulana Ibrahim, membuat beberapa Gothakan (kamar) sebagai tempat menginap bagi mereka, yang dalam bahasa arab disebut funduk, yang akhirnya istilah ini bertransformasi menjadi Pondok.
Namun, menurut sumber lain, Pesantren adalah hasil perjuangan dari Raden Rahma (Sunan Ampel) yang waktu itu mendirikan pondokan bagi murid-muridnya (baca:santri) yang berasal darir berbagai daerah, termasuk Raden Paku, putra bangsawa dari kerajaan Blambangan, Banyuwangi, yang kemudian lebih dikenal dengan Sunan Giri. Setelah beberapa tahun mendalami Islam di Ampedenta, santri-santri beliau kembali ke daerahnya masing-masing dan mulai ikut mensyi’arkan islam, tentunya dengan ciri khas yang diambil dair kepribadian Sunan Ampel. Penuh kesederhanaan dan tanpa sedikitpun menggunakan kekerasan dan paksaan. Dari sanalah pesantren kemudian berkembang dan terus mengalami kemajuan seiring Islam yang menguak, muncul dsan menyebar begitu pesat di Indonesia.
Menurut Navis dalam artikelnya “Pesantren Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, pesantren mulai muncul pada akhir abad ke-18, dan mulai berkembang pada akhir abad ke-19. Pesantren yang diyakini paling awal berdiri menurut dia Navis adalah Pesantren Tegal Sari, Jawa Timur.
Adapun istilah pesantren sendiri berasal dari bahasa sangsekerta yang memperoleh wujud dan pengertian tersendiri dalam bahasa Indonesia. Asal kata san berarti orang baik (laki-laki) disambung tra berarti suka menolong, santra berarti orang baik yang suka menolong. Pesantren berarti tempat membina manusia menjadi orang baik. Sementara itu, Hatimur Jailani memberikan batasan pesantren adalah gabungan dari berbagai kata pondok dan pesantren. Istilah pesantren menurut beliau diangkat dari kata santri yang berarti murid, dan santri yang berarti huruf, sebab dalam pesantren inilah mula-mula santri mengenal huruf. Sedang istilah pondok berasal dari kata funduk (dalam bahasas arab) mempunyai arti rumah penginapan atau hotel.

Sabtu, 22 Januari 2011

Cinta adalah perasaan istimewa yang dianugerahkan kepada manusia. Cinta menghidupkan jiwa. Cinta menjadikan seseorang bahagia dan merana pada masa yang sama. Sesiapa yang memahami cinta akan menjadi tuannya, bukan hambanya.
Cinta-cinta.info mengumpulkan pelbagai artikel, gambar, video dan segala yang berkaitan dengan cinta. Mudah-mudahan kita lebih mengenali cinta dan menguasainya, bukan dikuasainya.
Love is a special feeling given to humans. Love turned the soul. Love makes a person happy and miserable at the same time. Anybody who understand love will be the love’s master, not his servant.
cinta-cinta.info collecting various articles, images, videos and everything related to love. Hopefully we better recognize the love and master it, not mastered.